KONSELING
ANAK
Konseling anak adalah proses yang terjadi antara anak dan
seorang konselor yang membantu anak-anak untuk memahami apa yang telah terjadi
kepada mereka. Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak untuk sembuh dan
kembali rasa percaya dirinya. Selama konseling, seorang anak didorong untuk
dapat menyatakan perasaan mereka. Pemikiran dan perasaan yang tetap dan tak
terungkapkan cenderung menjadi semakin akut dan dapat menimbulkan masalah
jangka panjang (www.secasa.com.au).
Konseling anak menawarkan tempat yang aman untuk
berbicara tentang hal-hal yang sulit. Anak-anak sering merasa sulit untuk
berbicara dengan pada orang dewasa yang peduli mereka, padahal anak ingin
dilindungi oleh orang dewasa. Mereka merasa sudah cukup dianggap bertanggung
jawab untuk dewasa dari setiap hal yang dilakukannya. Konseling menawarkan
kesempatan untuk melakukan kepercayaan internal dan perasaan eksternal dan
karena itu lebih dapat diatur. Konseling dapat memberikan pengertian pada
anak-anak bahwa hubungan itu adalah sangat berharga. Dalam konseling, mereka
memiliki beberapa kekuasaan dan dapat membuat pilihan atas apa yang ia lakukan.
Konseling anak juga dapat memberikan anak suatu hubungan dengan orang dewasa di
mana mereka lebih dapat dipercaya.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah
bimbingan menurut Shertzer dan Stone (dalam Winkel, 1997: 1) diartikan sebagai
proses membantu orang-perorangan untuk memahami diri dan lingkungan hidupnya.
Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193)
Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193)
Bimbingan
membantu setiap individu untuk lebih mangenali berbagai informasi tentang
dirinya sendiri.(Ciscolm, dalam Mc.Daniel, 1950)
Bimbingan
sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat
pilihan-pilihan. Rencana-rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri yang baik.(Smith, dalam Mc. Daniel, 1959)
Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh tenaga ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri dan
mandiri dalam memanfaatkan kekuatan yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma yang berlaku..
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).
Konseling
merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh
konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo,
1986:39).
Dari
pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bawa konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seeorang ahli kepada individu yang sedang
mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
oleh klien tersebut.
Tujuan
bimbingan dan konseling ialah agar konseli dapat:
1.
Merencanakan
kehidupannya di masa mendatang;
2.
Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3.
Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan kerjanya;
4.
Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar
Sekolah
Dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada
anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan
umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang
lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap
bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung
jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
1. Tindakan preventif di Sekolah Dasar.
1. Tindakan preventif di Sekolah Dasar.
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi
secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
-
Kepribadian
anak masih luwes, belum menemukan banyak masalh hidup,mudah terbentuk dan masih
akan banyak mengalami perkembangan
-
Orang
tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan
tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
-
Masa
depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat
menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan
tidak hanya pada anak yang bermasalah melainkan pandangan bimbingan dewasa ini
yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap
anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan
pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak
perkembangan anak itu sendiri.
2. Kesiapan di Sekolah Dasar
Konsep
psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan
dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu
lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus
menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan
situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan
yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid.
Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek yang idealnya dapat terpenuhi yaitu:
Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek yang idealnya dapat terpenuhi yaitu:
1.
Sebagai
penjabaran dari tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar memberikan
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
2.
Kebutuhan
pada anak sekolah, yaitu kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian,
menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya
serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya. Tugas-tugas perkembangan yang
dihadapi oleh siswa adalah, antara lain mengatur beraneka kegiatan belajarnya
dengan bersikap tanggungjawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima
oleh keluarga dan teman-teman sebayanya, cepat mengembangkan bekal kemampuan
dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan kesadaran moral
berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati.
3.
Pola
dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis.
4.
Komponen
bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi dan
konsultasi. Pemberian informasi meliputi perkenalan dengan sejumlah bidang
pekerjaan yang relevan unuk siswa-siswi di daerah tertentu, pengetahuan tentang
cara bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk menjaga kesehatan
mental. Konsultasi diberikan oleh guru kelas kepada orangtua siswa dan oleh
tenaga bimbingan profesional kepada guru-guru yang membutuhkan.
5.
Bentuk
bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan yang
mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa dapat memiliki
taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul apabila terjadi
kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasanya berkaitan erat
dengan situasi keluarga.
6.
Tenaga
yang memegang peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini adalah guru
kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi
informasi dalam pengajaran. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan dapat
dipegang oleh Kepala Sekolah. Namun lebih baik kalau diangkat seorang tenaga
bimbingan profesional yang bertugas sebagai koordinator. Koordinator ini adalah
seorang tenaga generalis, dalam arti memberikan beberapa layanan bimbingan,
baik yang dilakukan sendiri maupun direncanakan untuk diselenggarakan oleh
guru-guru kelas. Tenaga bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar biasanya bukan
anggota staf di sekolah melainkan tenaga bimbingan profesional yang datang ke
sekolah-sekolah secara bergilir di wilayah tertentu untuk menagani kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani oleh staf sekolah.
Namun pada
saat ini pelayanan bimbingan kepada siswa di Sekolah Dasar di Indonesia masih
dalam taraf perkembangan. Dengan kata lain, sampai sekarang ini, di jenjang
Sekolah Dasar, tidak ada layanan bimbingan yang diberikan secara khusus. Namun
semua itu kembali kepada kebijakan sekolah dan juga kesadaran pihak sekolah
akan pengetahuan dan informasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan
konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar mengajar
yang layaknya dilakukan oleh seorang guru terhadapmuridnya,sebagai pembelajaran
bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan siswa.
Merujuk pada
UU No. 20/203 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing
dimantapkan sebagai Konselor. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan
nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan
kualifikasi gur, dosen, pamong belajar, tutor, widyaswara, fasilitator, dan
instruktur.
Dalam konteks
tersebut, layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru pembimbing
sangat diperlukan mengingat banyaknya masalah siswa di sekolah dan besarnya
kebutuhan siswa untuk diarahkan dalam memilih dan mengambil keputusan.
Prinsip-prinsip
Bimbingan Konseling di SD
Berikut ini
prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai
berikut:
a.
Sikap
dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah
unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian
seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah
laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang
sesuai atau tepat.
b.
Tiap
individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya
dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang
sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
c.
Bimbingan
pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang
dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
d.
Dalam
suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak
inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang
dibimbing.
e.
Prinsip
referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila
ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas
bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas
atau lembaga lain yang lebih ahli.
f.
Pada
tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi
kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
g.
Proses
bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan
yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
h.
Program
bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada
sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan
mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai
tujuan pendidikan.
i.
Dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh
seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di
samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain
yang terlibat.
j.
Program
bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian
secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan.
Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Layanan –layanan yang dapat diberikan seorang guru pembimbing pada anak tingkat sekolah dasar antara lain:
Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Layanan –layanan yang dapat diberikan seorang guru pembimbing pada anak tingkat sekolah dasar antara lain:
1.
Layanan
orientasi
Layanan ini
menyangkut perkenalan terhadap lingkungan sekolah berupa sistem pendidikan dsb.
Namun, untuk anak Sekolah Dasar, orientasi tersebut dilakukan terhadap orang
tua, sehingga seorang guru pembimbing dapat mengetaui lebih detail tentang
siswa dai orang tua/wali muris yang bersangkutan dengan baik.,
2.
Layanan
informasi
Pemberian
informasi dilakukan guru pembimbing dengan memanggil orang tua siswa atau
waliny, dan memberikan informasi-informasi yang terkait dengan perkembangan
anak didiknya.
3.
Layanan
penempatan dan penyaluran
Layanan ini
diberikan pada anak Sekolah Dasar yang akan mangakhiri sekolah mereka yaitu
anak kelas VI SD. Hal ini diperlukan untuk memberikan pengarahan terhadap siswa
untuk melanjutkan studi mereka pada jejang ang lebih tinggi.
4.
Layanan
bimbingan belajar
Layanan ini
digunakan untuk membantu siswa yang mengalami masalah kesulitan belajar.
Seorang guru pembimbing akan mengusulkan atau memberi saran terhadap siswa
tersebut untuk membentuk suatu kelombok belajar agar dapat membantu
penyelesaian masalah kesulitan belajar tersebut.
Selain itu, guru kelas juga dapat berkonsultasi pada guru pembimbing agar proses pendidikan dapat berjalan dengan lebih baik.
Selain itu, guru kelas juga dapat berkonsultasi pada guru pembimbing agar proses pendidikan dapat berjalan dengan lebih baik.