Senin, 17 Desember 2012

KONSELING ANAK


KONSELING ANAK
Konseling anak adalah proses yang terjadi antara anak dan seorang konselor yang membantu anak-anak untuk memahami apa yang telah terjadi kepada mereka. Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak untuk sembuh dan kembali rasa percaya dirinya. Selama konseling, seorang anak didorong untuk dapat menyatakan perasaan mereka. Pemikiran dan perasaan yang tetap dan tak terungkapkan cenderung menjadi semakin akut dan dapat menimbulkan masalah jangka panjang (www.secasa.com.au).
Konseling anak menawarkan tempat yang aman untuk berbicara tentang hal-hal yang sulit. Anak-anak sering merasa sulit untuk berbicara dengan pada orang dewasa yang peduli mereka, padahal anak ingin dilindungi oleh orang dewasa. Mereka merasa sudah cukup dianggap bertanggung jawab untuk dewasa dari setiap hal yang dilakukannya. Konseling menawarkan kesempatan untuk melakukan kepercayaan internal dan perasaan eksternal dan karena itu lebih dapat diatur. Konseling dapat memberikan pengertian pada anak-anak bahwa hubungan itu adalah sangat berharga. Dalam konseling, mereka memiliki beberapa kekuasaan dan dapat membuat pilihan atas apa yang ia lakukan. Konseling anak juga dapat memberikan anak suatu hubungan dengan orang dewasa di mana mereka lebih dapat dipercaya.

Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan menurut Shertzer dan Stone (dalam Winkel, 1997: 1) diartikan sebagai proses membantu orang-perorangan untuk memahami diri dan lingkungan hidupnya.

Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193)
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mangenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.(Ciscolm, dalam Mc.Daniel, 1950)
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat pilihan-pilihan. Rencana-rencana, dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.(Smith, dalam Mc. Daniel, 1959)
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh tenaga ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri dan mandiri dalam memanfaatkan kekuatan yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma yang berlaku..

Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).
Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bawa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seeorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien tersebut.
Tujuan bimbingan dan konseling ialah agar konseli dapat:
1.    Merencanakan kehidupannya di masa mendatang;
2.    Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3.    Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan kerjanya;
4.    Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
            Sekolah Dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.

1. Tindakan preventif di Sekolah Dasar.
    Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para  ahli bimbingan karena:
-       Kepribadian anak masih luwes, belum menemukan banyak masalh hidup,mudah terbentuk dan masih akan banyak mengalami perkembangan
-       Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
-       Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melainkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.


2. Kesiapan di Sekolah Dasar
            Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid.

Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek yang idealnya dapat terpenuhi yaitu:
1.    Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
2.    Kebutuhan pada anak sekolah, yaitu kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya. Tugas-tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa adalah, antara lain mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggungjawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh keluarga dan teman-teman sebayanya, cepat mengembangkan bekal kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati.
3.    Pola dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis.
4.    Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi dan konsultasi. Pemberian informasi meliputi perkenalan dengan sejumlah bidang pekerjaan yang relevan unuk siswa-siswi di daerah tertentu, pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk menjaga kesehatan mental. Konsultasi diberikan oleh guru kelas kepada orangtua siswa dan oleh tenaga bimbingan profesional kepada guru-guru yang membutuhkan.
5.    Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul apabila terjadi kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasanya berkaitan erat dengan situasi keluarga.
6.    Tenaga yang memegang peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini adalah guru kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dalam pengajaran. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan dapat dipegang oleh Kepala Sekolah. Namun lebih baik kalau diangkat seorang tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai koordinator. Koordinator ini adalah seorang tenaga generalis, dalam arti memberikan beberapa layanan bimbingan, baik yang dilakukan sendiri maupun direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru-guru kelas. Tenaga bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar biasanya bukan anggota staf di sekolah melainkan tenaga bimbingan profesional yang datang ke sekolah-sekolah secara bergilir di wilayah tertentu untuk menagani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh staf sekolah.
Namun pada saat ini pelayanan bimbingan kepada siswa di Sekolah Dasar di Indonesia masih dalam taraf perkembangan. Dengan kata lain, sampai sekarang ini, di jenjang Sekolah Dasar, tidak ada layanan bimbingan yang diberikan secara khusus. Namun semua itu kembali kepada kebijakan sekolah dan juga kesadaran pihak sekolah akan pengetahuan dan informasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar mengajar yang layaknya dilakukan oleh seorang guru terhadapmuridnya,sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan siswa.
Merujuk pada UU No. 20/203 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan sebagai Konselor. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi gur, dosen, pamong belajar, tutor, widyaswara, fasilitator, dan instruktur.
Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru pembimbing sangat diperlukan mengingat banyaknya masalah siswa di sekolah dan besarnya kebutuhan siswa untuk diarahkan dalam memilih dan mengambil keputusan.
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling di SD
Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut:
a.    Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.
b.    Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
c.    Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
d.    Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.
e.    Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
f.     Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
g.    Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
h.    Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
i.      Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.
j.      Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan.

Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

Layanan –layanan yang dapat diberikan seorang guru pembimbing pada anak tingkat sekolah dasar antara lain:
1.    Layanan orientasi
Layanan ini menyangkut perkenalan terhadap lingkungan sekolah berupa sistem pendidikan dsb. Namun, untuk anak Sekolah Dasar, orientasi tersebut dilakukan terhadap orang tua, sehingga seorang guru pembimbing dapat mengetaui lebih detail tentang siswa dai orang tua/wali muris yang bersangkutan dengan baik.,
2.    Layanan informasi
Pemberian informasi dilakukan guru pembimbing dengan memanggil orang tua siswa atau waliny, dan memberikan informasi-informasi yang terkait dengan perkembangan anak didiknya.
3.    Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan ini diberikan pada anak Sekolah Dasar yang akan mangakhiri sekolah mereka yaitu anak kelas VI SD. Hal ini diperlukan untuk memberikan pengarahan terhadap siswa untuk melanjutkan studi mereka pada jejang ang lebih tinggi.
4.    Layanan bimbingan belajar
Layanan ini digunakan untuk membantu siswa yang mengalami masalah kesulitan belajar. Seorang guru pembimbing akan mengusulkan atau memberi saran terhadap siswa tersebut untuk membentuk suatu kelombok belajar agar dapat membantu penyelesaian masalah kesulitan belajar tersebut.
Selain itu, guru kelas juga dapat berkonsultasi pada guru pembimbing agar proses pendidikan dapat berjalan dengan lebih baik.

1 komentar: